Pindah dari Share Hosting ke VPS

Mendevelop website sendiri telah di mulai sejak 15 tahun lalu, dengan belajar secara otodidak di salah satu forum kasak kusuk yang terkenal di jaman nya. Jaman itu masih menggunakan template HTML, jadi masih bisa hanya ganti teks-teks nya saja sedangkan image dan disain lainnya mengikuti bawaan template. Setelah itu pakai hostingnya di cari yang gratisan seperti 000webhost atau sejenis sehingga mini biaya nya. maklum lah, di jaman itu selepas krisis moneter keuangan agak susah.

Berjalannya waktu, template HTML sudah di tinggalkan dan mulai beralih ke Joomla lalu wordpress. Karena itu sudah tidak bisa lagi pakai-pakai hosting yang gratisan, hosting yang ga jelas kapan up kapan down nya. Menggunakan hosting berbayar (share hosting) pada saat itu pakai yang murahan aja terasa sangat kecang, mulai mencoba dari penjual lokal yang setahun dibawah 100ribu, hingga hosting luar yg setahun nya sudah diatas 500ribu.

Tahun 2020 keatas, jumlah domain yang aktif dari seluruh dunia sudah lebih dari 1,5 Milyar Domain, sedangkan pada tahun 2010 hanya berjumlah 200juta domain aktif, dan pada awal 2010 cuma 17juta domain. Dalam 10 tahun peningkatan domain aktif rata sudah 10%. Jumlah domain yang di aktifkan berakibat kepada banyak nya website yang di host dalam 1 server. Jadi semakin lama 1 Share hosting bisa menyimpa lebih dari 500-1.000 website, belum lagi jika ada website yang mempunyai traffic tinggi hal ini akan membuat server kewalahan dalam menangai request yang banyak.

Akhirnya lelah juga mencari share hosting yang reliable, sepertinya sekarang di 2021 ini saat nya untuk beralih ke VPS. Kenapa harus VPS, karena VPS adalah suatu teknik membagi resource sebuah server menjadi beberapa vituar server, dan harganya hampir sama dengan harga share hosting dan lebih murah dari pada kita pakai dedicated hosting. Kalo di ibaratkan, Resource Server tersebut adalah sebuah kue, lalu kalo share hosting 1 kue tersebut di perebutkan ramai2, sapa yang makan duluan dia yang dapat, kalo yg terakhir ga kebagian ya udah ga makan. Sedangkan VPS, Kue nya tadi dibagi2, setiap orang mendapatkan potongan sesuai yang mereka butuhkan, jadi tidak berebutan.

Jika dulu pakai share hosting, kita dapat panel CPanel untuk mengelola hosting tersebut dan harga nya sudah termasuk pada harga sewa yang diberikan. Sedangkan pada VPS CPanel tidak free, dan harganya cukup lumayan. Tetapi teman teman jangan takun dan ragu, kita bisa menginstall Panel2 lain yang free yang hampir mirip2 dengan Cpanel. Untuk Pemula kaya saya, saya sarankan untuk memilih Cyberpanel sebagai alternatif dari Cpanel nya.

Pilihan VPS yang diambil adalah VPS dari ID*****host, pada saat pembelian dia yang paling murah dan lokasi server di Indonesia. Promo 50.000 / bulan.

Untuk Pemula, kita bisa pilih yang App Catalog. Disini kita tidak ditawari lagi virtualisasi mau menggunakan Linux versi apa atau dengan windows, kita cukup menentukan VPS mau di buat sebagai apa. Jika kita menyiapkan VPS untuk WordPress Hosting dan hanya untuk 1 domain, lebih baik pilih yang installan WordPress, tetapi jika nanti ingin menginstall beberapa WordPress dalam 1 VPS dan seteiap wordpress tersebut mempunyai panel masing2 , saya sarankan memilih Cyberpanel , atau jika mempunya dana berlebih bisa memilih CPanel dengan ada tambahan biaya lagi yang di tagihkan bulanan.

Setelah kita memilih Aplikasi nya nanti kita di arahkan untuk men-setting VPS tersebut dan panduan nya cukup jelas, bagi pemula tidak adak sulit untuk mengikuti dan menerapkan sampai VPS bisa benar benar di gunakan dan site WordPress kita bisa aktif.


Berikut nya kita akan bahas cara update Cyberpanel nya menjadi versi terbaru.

Copyright © 2024 All Rights Reserved